Bahas Informasi Penolakan Ekspor Tuna Ke Amerika, Kadis DKP Undang Beberapa Perusahaan Ekspor Tuna

KINERJAEKSELEN.co, Ambon – Terkait dengan pemberitaan masalah penolakan Ikan Tuna keluar Negeri, Kadis Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku, Erawan Asikin yang didampingi oleh Kabid Perikanan Budidaya P2HP Karolis Iwamony, menjelaskan bahwa, kalau beberapa ekspor Tuna dari Maluku ditolak di negara Amerika, Jepang dan Eropa.
Tentunya itu berkaitan erat dengan hasil penelitian dari Provmal tentang merkuri dan sianida di Gunung Botak sehingga katanya juga berdampak sampai di Ikan Tuna.

Menurut Kadis saat melakukan konferensi pers dengan beberapa pelaku ekspor Tuna, di ruangan kerjanya kantor DKP Maluku, Senin 12/12/2022 bahwa, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan BKIPM, Badan Karantina Ikan dan Mutu Hasil Perikanan dan BKIPM juga telah melakukan koordinasi hingga ke FDA Dan dari hasil konfirmasi tersebut ternyata sejak tahun 2021 sampai 2022 tidak ada penolakan satupun prodak baik Tuna maupun apapun dari Maluku kota Ambon.

Untuk Negara Eropa, lanjutnya, kebetulan belum ada yang diekspor ke sana sehingga tidak ada. Begitu juga dengan Jepang, itu adalah hasil konfirmasi dari BKIPM ke FDA Amerika.

” Teman-teman pelaku ekspor nanti juga dapat menjelaskan tentang ini semua, karena mereka juga sangat ketat dalam mengekspor hasil Perikanan tersebut selain persyaratan L sertifikat dari Karantina mereka juga mempunyai alat uji sendiri di masing-masing UPI mereka sehingga tidak main-main disana, ” Ungkap Kadis.

“Disamping itu mereka juga punya banyak sertifikasi yang didapatkan dari hasil membayar di luar negeri, bukan hanya seperti itu saja sebab mereka sudah memiliki sertifikasi MSC misalnya,” ujarnya.

Dikesempatan yang sama perwakilan dari Manajer PT Prima Makmur Iwan Tagius menjelaskan bahwa, perusahaan yang dibawahi ada 3 yang bergerak di bidang Tuna, PT Maluku Prima Makmur, PT Suaka Peduli Laut Maluku, PT Maluku Prima Sukses.

“Untuk yang kami jalani saat ini sejak tahun 2021 hingga 2022 belum pernah terjadi penolakan prodak yang dikirimkan karena prodak yang kami keluarkan sudah melalui alat sensor terkait dengan logam berat atau merkuri yang diberitakan. Sehingga ini perlu dijelaskan bahwa, pengiriman atau ekspor ikan yang kami lakukan ke luar negeri, sudah melalui beberapa fase penilitian dan cek yang begitu ketat,” kata Iwan

” Kami juga memiliki perusahaan yang berada di Tulehu ungkap Iwan, PT Suaka, itu adalah kegiatan ekspor yang kita lakukan secara fresh dan dikirimkan ke Jepang. Itu hasil tangkapan dari kapal-kapal kita yang dikirim langsung ke Jepang dan selama ini tidak pernah terjadi penolakan dan prodak dianggap sangat baik dengan nilai ikan yang sangat bagus,” tuturnya.

Ditambahkan juga oleh perwakilan dari PT Harta Samudera perusahaan eksportir Tuna ke Vietnam, Sarah Hutapea mengatakan bahwa, mereka juga mengadakan pengujian-pengujian Laboratorium sebelum ikan-ikan tersebut di ekspor.

“Sudah melalui pengujian yang ketat tapi untuk UNI Eropa kita belum masuk sampai disana, jadi jika dikatakan ditolak kita tidak bisa berkata Apa-apa sebab belum sampai disana,” terangnya

Menurutnya, seperti yang disampaikan Kadis, ada banyak sertifikasi mutu yang dilakukan dan standarnya internasional tentunya dan hal itu dilakukan setiap tahun audit ke perusahaan.

“Memang untuk standar ekspor keluar negeri benar-benar kita penuhi dan benar-benar konsen disitu agar prodak yang dikirimkan itu tidak sampai mengalami penolakan yang berat,” jelas Sarah.

Dijelaskan juga, terkait dengan data ekspor yang dilakukan selama ini, data yang paling lengkap dan terlengkap semua ada di BKIPM, Balai Karantina Perikanan Maluku. Ada transparansi karena jika memang terjadi penolakan berarti di prodaknya itu tertulis apa penolakan apakah dari logam berat atau merkuri atau Salmonella, ada penjababarannya disitu.

” Jadi pengertian penolakan juga tidak bisa seluruh prodak yang ditolak, ada beberapa yang harus dijabarkan sehingga jika butuh data yang lengkap ada di BKIPM karena terkait dengan antar negara sehingga harus benar-benar resli dan akuntabel,” tutup Iwan.

Mohammad Nurlette.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *