Keluasan Hati dan Lingkaran Pengaruh

Syahril Syam

Oleh: Syahril Syam *)

Banyak di antara kita yang mungkin dijadikan tempat curhat, tempat sahabat kita untuk berkeluh kesah. Istilah yang biasa digunakan untuk menggambarkan seseorang yang sering dijadikan tempat curhat dan keluh kesah adalah “tempat sampah”. Ini mengacu pada seringnya seseorang dijadikan tempat pelampiasan emosinya, dijadikan tempat pembuangan berbagai perasaannya. Ini menunjukkan bahwa setiap manusia memiliki kapasitas yang tak terbatas dalam menampung berbagai curhatan dan keluh kesah.

Hanya saja, terlalu sering menjadi “tempat sampah” tanpa dibarengi dengan pelepasan energi negatif yang keluar dari sampah emosional dapat berakibat buruk secara mental. Mendengarkan curhatan dan keluh kesah orang lain secara terus-menerus dapat menyebabkan penumpukan emosi negatif seperti kecemasan, stres, atau bahkan depresi pada orang yang menjadi pendengar.

Ini terjadi karena mereka menyerap energi emosional yang kuat dari orang-orang yang menceritakan masalahnya. Memproses dan menyimpan banyak curhatan atau keluh kesah dari orang lain bisa menjadi beban emosional tersendiri bagi pendengar. Ini bisa mengganggu keseimbangan emosional mereka sendiri dan mempengaruhi kesehatan mental secara keseluruhan.

Berangkat dari kenyataan di atas, maka wajar jika Sayyidina Ali bin Abi Thalib kw menyebut hati adalah wadah. Hati adalah wadah perasaan bagi lintasan pikiran. Sehingga ketika seseorang terlalu sering menjadi “tempat sampah”, maka hatinya cenderung dipenuhi energi negatif. Dan sebaliknya, semakin sering hati kita dipenuhi emosi-emosi konstruktif, maka semakin banyak energi positif yang kita miliki. Dan penelitian menunjukkan bahwa hati yang dipenuhi energi positif akan menghasilkan medan elektromagnetik yang begitu besar.

Medan energi inilah yang sesungguhnya disebut sebagai lingkaran pengaruh. Lingkaran Pengaruh (Circle of Influence) adalah konsep yang sangat penting dalam manajemen diri dan pengembangan pribadi. Konsep ini dikemukakan oleh Stephen Covey dalam bukunya “The 7 Habits of Highly Effective People”. Lingkaran pengaruh mencakup hal-hal yang dapat kita kendalikan atau berdampak langsung. Ini termasuk keputusan pribadi, tindakan, sikap, dan perilaku yang kita pilih. Dan semua itu sumbernya dari hati kita.

Karena pada prinsipnya semua sikap dan perilaku kita didasarkan oleh hati kita; didorong oleh apa yang kita rasakan. Semakin banyak emosi destruktif bercokol di hati, maka akan terasa sempit hati itu. Namun saat hati kita dipenuhi oleh emosi-emosi konstruktif, maka wadah hati kita akan terasa begitu luas.

Keluasan hati menyebabkan lingkaran pengaruh kita juga semakin besar. Karena energi atau getaran emosional yang dipancarkan oleh hati kita juga semakin besar. Mungkin inilah sebabnya sehingga Nabi Muhammad SAW berkata, “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk-bentuk tubuh kalian dan wajah-wajah kalian, tetapi Allah melihat kepada hati-hati kalian dan amalan-amalan kalian.” Karena keluasan hati menentukan seberapa besar nilai diri kita, dan seberapa luas jangkauan lingkaran pengaruh kita.

@pakarpemberdayaandiri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *