Catatan Risdiana W *)
Berakit-rakit ke hulu, berenang ke tepian, bersakit-sakit dahulu bersenang kemudian. Filosofi kuno tersebut bisa diterjemahkan secara temporer atau dimaknai dengan pengertian kerja keras.
Filosofi ini sangat penting, artinya bila terpatri akan menjadi sebuah motivasi untuk mendapatkan hasil maksimal, tidak ada yang instan, semua butuh perjuangan. Kuncinya harus kerja keras, kerja cerdas, walau diakui ada juga yang instan dalam memperoleh impiannya, namun mereka tidak seberapa.
Menjadi sukses adalah idaman setiap individu terutama di bidang karir. Banyak kriteria kesuksesan mulai dari jabatan, variasi tugas, keluasan wewenang, banyaknya bawahan yang dikoordinasi, kompleksitas manajemen, dan besarnya penghasilan dalam bekerja. Ukuran kesuksesan bersifat subjektif sama halnya ukuran kebahagiaan individu. Namun terdapat kesamaan dalam hal kesuksesan yaitu kesuksesan sebagai bentuk aktualisasi diri. Aktualisasi diri merupakan upaya pengembangan potensi-potensi diri yang dimiliki yang kemudian diharapkan dapat memfasilitasi atau memberdayakan orang lain untuk juga mengalami pengembangan aktualisasi diri.
Pencapaian kesuksesan yang ditargetkan setiap individu juga berbeda-beda. Analogi pencapaian kesuksesan individu adalah seperti perjalanan menaiki anak tangga. Setiap anak tangga dapat menuntun menuju ke beberapa lantai. Mulai dari lantai dasar hingga lantai paling tinggi. Setiap lantai adalah tujuan yang menggambarkan tercapainya target individu.
Setiap individu dapat menetapkan akan menuju lantai berapa sesuai dengan kepentingannya. Kepentingan ini adalah sebuah kebutuhan yang akan dicapai. Untuk mencapai kebutuhan tersebut butuh arah dan usaha. Arah membimbing untuk fokus pada lantai berapa yang akan dicapai. Usaha membahas tentang seberapa cepat individu mencapai lantai yang dituju. Anak tangga merupakan sebuah sarana mengekspresikan arah dan usaha.
Hanya pribadi yang tangguh, ulet, pantang menyerah yang akan mampu menaiki tangga kesuksesan.
Menjadi pribadi yang kuat dan tangguh, tentu kita bukan pada posisi instan. Untuk menjadi pribadi yang tangguh, kita harus mempersiapkan diri untuk ikut bertanding di tengah situasi global yang penuh daya saing.
Untuk ikut ‘bertanding’ di tengah kompetisi global, yang paling utama kita adalah ‘gol’. Kita tidak akan menang dengan hanya mengandalkan kelincahan di lapangan. Ibarat pemain bola, kita baru bisa dikatakan pemenang, jika sudah mampu menciptakan gol. Nah, gol bagi kita, adalah ketika kita sudah mencapai keberhasilan dalam menggapai cita-cita.
Kita harus menyadari untuk menggapai kesuksesan, tidak ada cara instan. Orang-orang yang telah mencapai keberhasilan, bukan sukses dalam semalam. Mereka telah banyak berkorban, melewati malam-malam tanpa tidur, dan yang terpenting, mereka pekerja keras, bekerja keras dari sebelumnya.
Jika kita telah menetapkan tujuan untuk diri sendiri, bekerja keraslah untuk mencapainya, bersabarlah dan semua pengorbananmu pada akhirnya akan terbayar. Dan perlu diingat, bahkan bakat hebat yang tidak terus dipupuk akan memudar seiring waktu.
Harga kesuksesan adalah kerja keras, dedikasi pada pekerjaan yang ada, dan tekad bahwa apakah kita menang atau kalah, kita telah menerapkan yang terbaik dari diri kita sendiri untuk tugas yang ada.
Untuk itu kita butuh motivasi yaitu kemampuan dan kecerdasan yang diwujudkan dalam kerja keras.
Saya teringat apa yang disampaikan Thomas Alfa Edison, “ Untuk menjadi genius hanya diperlukan 1 persen inspiasi dan sisanya yang 99 persen adalah kerja keras.
*) Pemimpin Umum/Perusahaan Kinerja Ekselen