Pemkab Morowali dinilai tak bisa atasi kelangkaan gas elpiji 3 kg

Kabag Perekonomian Kabupaten Morowali Arsail

 

KINERJAEKSELEN.co, Morowali – Sudah hampir 1 bulan lebih masyarakat Morowali belum bisa mendapatkan gas elpiji 3 kg dengan mudah, karena disebabkan langka dan  harga cukup mahal .

Sehingga hal ini membuat publik bertanya- tanya, mengapa harga gas elpiji 3 kg mahal dan langka ?

Padahal gas elpiji 3 kg sudah jelas diperuntukkan bagi warga yang kurang mampu akan tetapi sebagain masih di gunakan oleh orang yang tidak berhak mendapatkan gas elpiji bersusibdi tersebut, belum lagi banyak ditemukan di beberapa kios menjual gas 3 kg terlalu mahal harganya, dalam satu tabung gas dijual dengan harga  hingga Rp.70.000 .

Keadaan ini sudah jelas melanggar aturan, jangan dibiarkan  terus menerus hal ini, akibatnya membuat warga sengsara. Jika hal ini dibiarkan berlarut-larut, sama artinya Pemkab Morowali belum mampu mengatasi masalah ini.

Untuk itu warga Morowali meminta ketegasan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Morowali dalam mengatasi kelangkaan  gas dan mahalnya harga gas 3 kg ini.

Kabag Perekonomian Kabupaten Morowali Arsail saat ditemui media ini di ruang kerjanya mengaku sudah bertemu Bupati Morowali guna membahas persoalan ini

” Saya sebagai Kabag Ekonomi, Assisten II dan  Kadis Perindag. Kami minta petunjuk terkait peredaran tabung gas 3 kg untuk keluarga miskin yang ada di Kabupaten Morowali. Petunjuk beliau itu, menyarankan kepada kami supaya wilayah Bungku Kota diberikan efek jera supaya baik pangkalan maupun kios- kios mereka tidak bermain kotor, begitu perintah Bapak Bupati.,” kata Arsail, Kamis (28/7)

” Kami hari ini akan membentuk Tim, dan sudah mengundang pihak Polres, Kejaksaan, Sat Pol PP diruangan Assiste II , membahas bagiamana strategi kami untuk melakukan sidak masalah gas 3 kg ini, nanti akan kami jadwalkan secepatnya. Hari ini, berdasarkan petunjuk Bupati  sudah kami turunkan tenaga honorer bagian ekonomi  untuk turun melakukan sidak di 49 pangkalan di wilayah Bungku dan gabung dengan anak- anak honor di Kantor Perindag, harus didapatkan hasilnya hari ini,” ujarnya.

Meski baru dilantik sebagai Kabag Ekonomi sebulan lalu, Arsail berjanji akan berupaya melakulan trobosan.

” Sebagai langkah awal sudah mengundang seluruh pangkalan di wilayah Bungku Tengah dan saya tegaskan jika pangkalan tidak memasang harga Het, dan sudah kita berikan teguran tidak dihindahkan, maka bisa  dicabut izinya,” ungkapnya.

” Kalau menyangkut kuota belum cukup dan harus diteliti dengan baik- baik, karena bisa saja orang bilang tidak cukup alan tetapi sudah cukup, karena ada dugaan yang bermain para pangkalan, bisa saja mereka bilang cukup padahal  tidak cukup, begitu kata Bupati. Kemudian untuk mengatasi masalah kelangkaan dan mahal harga gas eloiji 3 kg, kami hari ini sudah menurunkan tenaga honorer, untuk melakukan pengecekkan dilapangan dan sore nanti kami tunggu hasilnya, jika ditemukan pangkalan yang nakal, kita sudah siapkan peryataan yang isinya bersedia tidak menaikan harga gas eliji 3 kg dan tidak menjual dari pelanggan saya, keluarga miskin atau keluarga tidak mampu di wilayah pangkalan saya,” ungkapnya.

Apabila terjadi pelanggaran sesuai ketentuan diatas maka bersedia diberikan sangsi pencabutan izin perdaganggan atau izin pangkalan gas 3 kg dan dia tandatangan.

” Berdasarkan informasi yang kita terima memang ada pangkalan yang nakal, katanya begitu datang mobil muat gas 3 kg dari PT. Moiko, dia bekukan sampai  3 hari  hingga 4 hari disembunyikan. Nati sudah pada habis dia keluarkan, dengan berbagai alasan yang dibuat-buat,” tuturnya.

Ditambahkan, jika misalnya gas elpiji 3 kg jatah dari Desa A kemudian dijual ke Desa B tidak  bisa itu jelas melanggar, sebenarnya begitu datang mobil PT.Moiko datang ke agen menurunkan gas 3 kg kepada para pangkalan dan tidak bisa dari pangkalan ke kios, harus ke warga miskin yang terdaftar diwilayah pangkalanya dan sudah jelas dalam aturan serta tidak boleh main- main masalah gas 3 kg subsidi ini.

Ada satu kasus di Desa Bahuru kemarin  di kasih gas elpiji dan ditempat lain tidak dikasih turun, berarti kita sudah bisa tebak adanya permainan. Mungkin Direktur tidak tau, bisa ada permainan sopir yang bermain dugaan kami. Untuk masalah gas elpiji 3 kg yang beredar  dari luar daerah tujuan Morowali , baik yang dari Sulawesi Selatan maupun Sulawesi Tenggara, kami mengusul kepada Bupati Morowali, kami melakukan pengawasam ketat diperbatasan, tapi Bapak Bupati belum ijinkan. Coba dulu wilayah Bungku Tengah kasih efek jera, nanti langkah selanjutnya.

“Karena memang begini, alasan mereka para pengecer di kios- kios ini , sebenarnya dalam aturan tidak dibenarkan , cuma  kalau saya berkeras dan mau swiping habis jangan kouta kita belum menyukupi,   lebih fatal lagi kalau belum ada yang kebagian baru tidak bisa memasak,”ucapnya.

Makanya ini satu- satunya jalan, pihaknya menurunkan anggota untuk melakukan sidak ke pangkalan- pangkalan gas elpiji dan satu petugas me dapatkan lima orang, bagimana harga gas 3 kg yang beredar selama ini , ada pasang papan Het atau tidak serta datang kepada kios pengecer mencari tau dari mana mendaptkan gas elpini 3 kg ini dan itu yang akan menentukan hasil sasaran sidak kami dilapangan.

” Pemilik kios harus menyampaikan asal- usul tabung gas ini serta siapa yang menjual, juga haris bisa tunjukkan sesuai KTP yang membawa tabung gas ini. Sesungguhnya kalau tabung gas yang dari luar Morowali dan kita mau bersikeras serta kita tanya, ada izinya? pasti dia jawab tidak ada izinya, karena memang ilegal. “ini kan hannya diwilayah sana, dimainkan dibawa ke Morowali, ini namanya pengelapan. Cuma kalau kita muat dalam kasus, cuma namanya punya toleran, mungkin ini  kebijakan,” ucapnya.

Barangkali yang dari sana boleh- boleh saja ada juga peryataan dari mereka, bahwa mereka itu tidak bisa memainkan harga di Morowali, jadi biasa harga yang dijual disitu harus mengikutinya di sana, kapan dia tidak ikuti,  kita buatkan peryataan untuk dipulangkan ke asal daerahnya dan tidak  bisa masuk ke wilayah kita, tapi ini belum kita terapkan, kalau belum pangkalan kita tetibkan dahulu

“Jadi kami punya target pangkalan dahulu di normalkan   artinya transparasi dari pangkalan setelah itu baru yang dari luar daerah,” jelasnya.

“Untuk itu harapanya kepada media juga membatu kami dalam penertiban tabung gas dan bukan semata – mata pedangangnya mencari untung besar,   tetapi ini kan pelayanan terhadap ekonomi lemah,  dari penghasilan  1 juta kebawah dan para pedangang bisa membantu kepada para ekonomi lemah, boleh mencari keuntungan akan tetapi jangan berlebihan dan  bukan malah menindas. Sehingga apa yang di programkan Pemerintah Sejahtera Bersama bisa terwujud,” pungkasnya.

(pri).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *