KINERJAEKSELEN.co, Jakarta – Indonesia dan China akhirnya sepakat untk melakukan restrukturisasi utang Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh senilai US$7,2 miliar dengan jangka waktu 60 tahun. Dengan demikian, utang proyek kereta cepat ini bisa lunas pada tahun 2085.
Pembagian beban, 60% dari pembengkakan biaya (sekitar US$720 juta) akan ditanggung oleh konsorsium Indonesia, sedangkan 40% (sekitar US$480 juta) akan ditanggung oleh konsorsium China.
Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa pihak China telah setuju terkait skema tersebut. Namun, saat ini pelaksanaannya masih tertunda.
“Kita mau lakukan tadi restrukturisasi dengan pihak China, dan itu mereka sudah setuju. Hanya kemarin pergantian pemerintahan ya tertunda,” ujarnya dalam acara 1 Tahun Prabowo—Gibran, dikutip pada Rabu (22/10/2025).
Terkait restrukturisasi utang selama 60 tahun, Luhut mengaku telah melakukan komunikasi dengan Kementerian Keuangan. Skema tersebut, menurut dia akan membuat pembayaran utang kepada China dapat lebih kecil.
“Misalnya [bayar] Rp2 triliun satu tahun, kemudian penerimaan [dari operasional Whoosh] Rp1,5 triliun,” tambah Luhut.
Luhut pun menangkal kritik-kritik soal kereta cepat. Dirinya menegaskan bahwa proyek tersebut bagus dalam memberikan dampak ke ekonomi dan lingkungan.
Meski demikian, Luhut tak menyebutkan sumber dana untuk pembayaran Whoosh tersebut.
Sementara Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa kembali menyampaikan bahwa anggaran pembayaran utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh seharusnya tidak berasal dari APBN.
Dia menilai, tanggung jawab pengelolaan utang tersebut berada di bawah Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).
Menurut informasi, sejak resmi beroperasi secara komersial pada 17 Oktober 2023, Whoosh telah melayani lebih dari 12 juta penumpang dengan rata-rata pertumbuhan yang konsisten setiap bulan. Puncaknya terjadi pada bulan Juni 2025 dengan 26.770 penumpang dalam satu hari.
Untuk diketahui, KCJB berada di bawah PT Kereta Api Indonesia (Persero). KAI melalui PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) memegang porsi saham sebesar 58,53% pada PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).
[jdg]













