DIY Terapkan Inovasi Tenaga Listrik Pada Becak Kayuh

KINERJAEKSELEN.co, Yogyakarta – Eksistensi becak kayuh sebagai kendaraan tradisional di DIY saat ini semakin tergerus oleh keberadaan becak motor. Oleh karena itu, dilakukan inovasi melalui teknologi alternatif listrik pada becak kayuh, sebagai langkah strategis menjaga eksistensinya.

Sekretaris Daerah DIY, Beny Suharsono mengungkapkan hal demikian dalam sambutannya pada kegiatan Serah Terima Operasional Becak Kayuh dengan Penguat Tenaga Alternatif yang berlangsung Jumat (05/04) di Pendapa Wiyata Praja, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta.

Beny menyampaikan, becak kayuh dengan penguat tenaga alternatif ini juga menjadi komitmen Pemda DIY terhadap pembangunan berkelanjutan dan dukungan terhadap program no emission zone. Program no emission zone yang dicanangkan adalah upaya serius dalam menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan dari polusi udara.

“Becak Kayuh dengan penguat tenaga alternatif ini menjadi simbol transportasi DIY yang lebih ramah lingkungan, baik fisik maupun sosial, sekaligus mempertegas karakter DIY yang telah lama melekat dalam jati diri kita. Kepada tiga Koperasi yang hari ini menerima becak kayuh, saya berharap kendaraan ini dapat disalurkan dengan tepat dan memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat,” ucap Beny.

Beny pun berharap, langkah kecil ini dapat menjadi bagian dari solusi besar dalam menjaga keberlanjutan lingkungan dan kebudayaan. Dimana dalam mengikuti dinamika zaman, perlu dipahami bahwa tradisi atau budaya tidak boleh stagnan.

“Namun, dalam berinovasi dan beradaptasi, kita harus tetap menjaga esensi dari tradisi atau budaya tersebut. Itulah sebabnya, penggunaan teknologi alternatif listrik pada becak kayuh menjadi langkah yang strategis,” kata Beny.

Pada kesempatan tersebut, Kepala Dinas Perhubungan DIY, Ni Made Dwipanti Indrayanti mengatakan, becak kayuh bertenaga alternatif yang diserah terimakan untuk dapat dioperasionalkan kali ini sebelumnya telah diluncurkan pada 23 Desember 2023 lalu.

Namun, terdapat persiapan administratif dan teknis operasional yang harus dilakukan, sehingga serah terima operasional becak kayuh bertenaga alternatif sebanyak 50 unit untuk 3 koperasi ini baru dapat terlaksana.

“Terkait dengan lamanya proses ini, memang masing-masing koperasi harus menyelesaikan dari sisi administratif, yaitu pembuatan NPWP, pembuatan NIB, pembuatan Anggaran Rumah Tangga, dan pemasangan papan nama koperasi. Kemudian berkaitan dengan teknis operasional, kami juga mendampingi para pengayuh becak ini untuk bisa menggunakan becak yang sebelumnya mungkin belum pernah mereka menggunakannya. Sehingga sudah ada percobaan, 3 kali lebih mungkin,” terang Ni Made.

Disebutkan Ni Made, 50 unit becak kayuh bertenaga alternatif listrik yang disalurkan kepada 3 koperasi ini merupakan support dari Dana Keistimewaan. Dimana Koperasi Becak Kayuh Yogyakarta menerima sejumlah 20 unit becak, Koperasi Becak Wisata Yogyakarta menerima sejumlah 20 unit becak, dan Koperasi Asha Abyakta Senopati, menerima sejumlah 10 unit becak.

“Ini adalah awalan bagaimana kemudian kita mulai melakukan penataan terkait dengan kawasan sumbu filosofi, khususnya lagi untuk kawasan Malioboro. Jadi harapan kami, dengan adanya becak kayuh bertenaga alternatif ini, dapat kemudian menata keberadaan kendaraan-kendaraan yang tidak sesuai peruntukannya. Ini yang harapan kami, bahwa Perda 5 Tahun 2016 terkait kendaraan tradisional ini benar-benar bisa kita terapkan khususnya di kawasan sumbu filosofi,” jelas Ni Made.

(Han/Ts/Jon)

Sumber: Humas Pemda DIY

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *