Industri Jadi Penopang Ekspor, surplus neraca dagang pada September menyusut dari bulan sebelumnya

Foto ilustrasi

Surplus neraca dagang pada September menyusut dari bulan sebelumnya, menjadi tinggal USD4,99 miliar 

KINERJAEKSELEN.co, Jakarta – Indonesia berhasil mempertahankan kinerja neraca perdagangan untuk September 2022 tetap surplus. Pada periode itu, angka neraca perdagangan Indonesia tercatat surplus USD4,99 miliar. Realisasi ini merupakan surplus yang beruntun dalam 29 bulan terakhir.

Tetap konsistennya Indonesia dengan kinerja neraca perdagangan yang positif, tentu patut diapresiasi di tengah resesi yang melanda dunia, termasuk melemahnya permintaan dari sejumlah mitra dagang tradisional Indonesia.

Namun unjuk kinerja neraca perdagangan periode September 2022 tidak lantas membuat pemangku kepentingan berkaitan bertepuk dada. Justru, mereka harus mulai berhati-hati.

Pasalnya, sejumlah komoditas yang pada waktu lalu unjuk kerja ekspornya moncer, di September ini mengalami penurunan.  Misalnya, minyak kelapa sawit yang pada September 2021 masih berharga USD1.181 per ton, kini sudah turun menjadi USD909 per ton. Artinya, bila secara year on year (yoy) turun 23,03 persen. Sementara itu, secara month to month (mtm) turun hingga 11,37 persen.

Demikian pula dengan bijih besi, dari sisi harga sudah turun 8,31 persen (mtm) dan 19,85 persen (yoy). Harga minyak mentah turun 8,08 persen (mtm), namun secara yoy naik 21,18 persen. Selebihnya, komoditas seperti nikel dan batu bara tetap naik meski tipis saja.

Faktor itulah yang menyebabkan nilai ekspor periode September meski tetap mencatat surplus, tetapi mengalami penurunan. Pada September, nilai ekspor tercatat USD24,80 miliar. Namun, nilai itu turun 10,99 persen dibandingkan periode Agustus yang tercatat USD27,86 miliar.

Dari nilai ekspor sebesar itu, sektor nonmigas menyumbang ekspor USD23,48 miliar, turun 10,31 persen dibandingkan periode sebulan sebelumnya senilai USD26,18 miliar. Sementara itu, nilai ekspor migas tercatat USD1,33 miliar, turun 21,41 persen dibandingkan pada Agustus, yang mencapai USD1,89 miliar.

Bila dilihat secara yoy, tentu secara keseluruhan tetap menunjukkan pertumbuhan. Nilai ekspor secara yoy naik 41,80 persen dibandingkan September 2021, senilai USD10,62 miliar.

Komponennya, masing-masing nilai ekspor nonmigas naik 19,26 persen dibandingkan September 2021 yang mencapai USD19,68 miliar. Sementara itu, ekspor sektor migas naik 41,80 persen dibandingkan September 2021 dengan nilai USD0,93 miliar.

Dari gambaran kinerja ekspor di atas, tren baik pada 2021 maupun 2022, nilai ekspor periode September memiliki pola yang sama, yaitu penurunan secara mtm. Penurunan ekspor lebih dikarenakan komoditas minyak hewan lemak nabati yang turun 31,91 persen, komoditas pakaian dan aksesorinya turun 30,75 persen sehingga ekspor Indonesia pada September 2022 turun menjadi USD24,8 miliar.

Namun bila dilihat dalam konteks pertumbuhan tahunan (yoy), ekspor September masih mengalami peningkatan dibandingkan periode yang sama pada 2021. Tren ini patut diwaspadai, meski mengalami kenaikan, juga terjadi pelambatan

Pada periode itu, angka neraca perdagangan Indonesia tercatat surplus USD4,99 miliar, karena nilai ekspor September 2022 tercatat USD24,80 miliar. Sementara itu, nilai impor pada periode yang sama tercatat USD19,81 miliar.

Kondisi ekonomi global yang sedang lesu juga tergambarkan dalam kinerja neraca perdagangan September. Surplus yang tercatat di bulan itu masih lebih rendah dari surplus bulanan pada Agustus 2022, sebesar USD5,76 miliar.

Surplus Beruntun

Terlepas dari itu, realisasi kinerja neraca perdagangan periode September tetap mencatatkan surplus neraca dagang beruntun dalam 29 bulan terakhir. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Setianto, dalam konferensi pers secara daring, Senin (17/10/2022), mengakui bahwa surplus neraca dagang pada September menyusut menjadi USD4,99 miliar, lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai USD5,7 miliar.

“Penurunan tersebut seiring nilai ekspor yang turun karena koreksi harga komoditas,” ujarnya.

Bila dilihat dari negara tujuan ekspor nonmigas pada September 2022, pasar Tiongkok tetap tercatat masih yang terbesar yaitu sebesar USD6,16 miliar. Berikutnya, Amerika Serikat sebesar USD2,11 miliar dan Jepang sebesar USD2,10 miliar. “Kontribusi ketiganya mencapai 44,17 persen,” jelasnya.

Yang membanggakan dari kinerja ekspor Indonesia adalah mulai terlihatnya daya saing produk Indonesia di pasar ekspor. Terutama, di negara pasar tradisional, seperti Amerika Serikat.

Di Negeri Paman Sam, Indonesia mencatatkan surplus dagang terbesar untuk nonmigas dengan AS sebesar USD1,25 miliar pada bulan lalu. Surplus ini berasal dari mesin dan perlengkapan elektrik, alas kaki, serta lemak, dan minyak hewan nabati.

Selain itu, Indonesia juga mencatatkan surplus dengan India sebesar USD1,21 miliar serta dengan Filipina USD1,13 miliar. Sebaliknya, defisit perdagangan terbesar bulan lalu dengan Australia sebesar USD647,5 juta, terutama dari bahan bakar minyak, serealia, serta logam mulia dan perhiasan.

Indonesia juga mencatatkan defisit perdagangan dengan Thailand USD334 juta serta Brasil USD263 juta. Merespons kinerja negara perdagangan periode September 2022, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto tetap mengusung optimisme bahwa pemulihan perekonomian nasional bakal tetap terjaga meski di tengah gejolak tantangan global.

“Secara umum, beberapa indikator pada berbagai sektor tetap menunjukkan hal positif, seperti konsumsi dan investasi yang masih tetap terjaga, yang ditandai dengan menguatnya daya beli masyarakat,” ujarnya.

Indikator lain, Menko Airlangga menambahkan, adalah tetap terjaganya indikator Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dan penjualan eceran, PMI manufaktur pada level ekspansi, serta kredit perbankan yang tumbuh di atas 10% sejak Juni 2022.

Capaian positif juga turut ditunjukkan oleh sektor eksternal. Ditandai, antara lain, dengan surplus neraca transaksi berjalan dan neraca perdagangan, serta terjaganya cadangan devisa dan rasio utang pada level aman.

Sumber: Indonesia.go.id

[red]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *