Catatan : D. Supriyanto JN *)
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 telah resmi berakhir pada Rabu 16 November 2022. Dalam pertemuan yang dihadiri Kepala Negara anggota G20 tersebut, menghasilkan sejumlah poin penting, sikap para pemimpin G20, atau yang disebut sebagai Bali Leader’s Declaration.
5 Poin Penting Bali Leader’s Declaration adalah :
- Pelaksanaan Kebijakan Makroekonomi secara Fleksibel
KTT G20 menyimpulkan bahwa para anggota G20 akan tetap menjalankan investasi publik, reformasi makroekonomi secara struktural, mempromosikan investasi swasta, dan memperkuat perdagangan multilateral secara gesit dan fleksibel.
“Kami akan memastikan kesinambungan fiskal jangka panjang dengan komitmen bank sentral masing-masing negara untuk mencapai stabilitas harga,” tulis Leader’s Declaration.
- Pelindungan terhadap Stabilitas Makroekonomi
Para pemimpin G20 berkomitmen untuk menggunakan semua alat negara demi mengurangi risiko dan krisis keuangan global. Hal ini dilakukan demi menjaga stabilitas makroekonomi usai Pandemi COVID-19 sekaligus prediksi Resesi Global pada 2023.
- Promosi Ketahanan Pangan dan Energi
Selain ekonomi, komunike G20 juga berkomitmen untuk melakukan promosi ketahanan pangan dan energi sekaligus memperkuat dialog antara produsen dan konsumen.
“Serta meningkatkan perdagangan dan investasi untuk kebutuhan ketahanan pangan dan energi jangka panjang secara berkelanjutan dan melalui sistem integrasi pupuk dan energi,” tulis Leader’s Declaration.
- Investasi ke Negara Berpenghasilan Rendah
Beranggotakan sejumlah negara dengan latar belakang berbeda dari negara maju hingga negara berkembang, para pemimpin G20 berkomitmen untuk terus memberikan investasi kepada negara berpenghasilan menengah dan berkembang.
Investasi dan bantuan itu disebut diberikan melalui skema pembiayaan inovatif, katalisasi investasi swasta, dan pendukungan pembangunan berkelanjutan dalam agenda Sustainable Development Goals (SDGs)
- Percepatan Pencapaian SDGs
Terakhir, para anggota G20 menyepakati untuk melakukan akselerasi pencapain SGDs. SDGs merupakan tujuan pembangunan berkelanjutan secara global yang harus direalisasikan oleh negara-negara anggota PBB sebelum 2030.
Kita patut mengapresiasi perhelatan internasional yang dihadiri sejumlah pemimpin negara anggota G20, termasuk Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping. Perhelatan G20 ini, menjadi salah satu langkah jitu Indonesia dalam memperluas perannya di kancah global.
Di tengah kondisi geopolitik yang memanas dan kubu-kubu keberpihakan sejumlah negara, Indonesia mampu menunjukkan tajinya mengingat sejumlah pimpinan negara besar menghadiri KTT G20 itu.
Beberapa kepala negara/pemerintahan yang akan melakukan pertemuan di Bali seperti Presiden AS dengan Presiden Joko Widodo, serta Biden dengan Presiden China Xi Jinping.
Jokowi menyampaikan KTT G20 diharapkan mencapai kerja sama konkret untuk membantu pemulihan ekonomi dunia. Indonesia juga menyampaikan sejumlah isu antara lain kerja sama Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) yang menjadi salah satu implementasi konsep ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP).
Menjadi tuan rumah perhelatan forum kerja sama internasional multilateral di tengah konflik yang terjadi antara Ukraina- Rusia, ini bukan perkara gampang. Indonesia mampu menempatkan posisinya sebagai negara yang netral, berpihak pada sisi kemanusiaan, bukan pada kepentingan salah satu negara. Prinsip Indonesia yang kuat ini, menjadikan Indonesia negara yang memiliki pengaruh kuat dalam menjaga perdamaian dunia.
Sabgai Ketua, Indonesia mampu menjadi tuan rumah yang baik, sesuai harapan. Peran Indonesia pun kembali ditunggu untuk memberi ‘ruang sejuk’ bagi negara yang terlibat konflik. Terbukti Rusia, pun ikut menghadiri KTT tersebut meski karena alasan keamanan, Presiden Rusia Vladimir Putin diwakili Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov.
Di KTT G20 Bali ini, juga menjadi momentum penting bagi negara di dunia untuk bicara bagaimana memperbaiki kualitas hidup bersama secara kolektif ke depan antar negara-negara tersebut sehingga tidak ada monopoli. Kemudian juga tidak ada ketimpangan antara negara utara dan selatan dan terjadi inklusifitas.
Sukses gelaran KTT G20, Indonesia mampu menunjukkan tajinya. Membangun hubungan antar negara jauh lebih penting demi keberlangsungan kehidupan manusia di bumi. Dan, Indonesia mampu melakukannya.
*) Sekretaris Jenderal DPP Persatuan Wartawan Republik Indonesia