KINERJAEKSELEN.co, Jakarta – Ketua Umum Depinas SOKSI Ali Wongso, membantah pernyataan Supit bahwa dirinya dalam satu minggu terakhir tiga kali mengajak pertemuan.
Ali Wongso (AW) mengungkapkan, dirinya dengan Supit sejak lama bersilaturahmi dekat dan tidak ada masalah pribadi. AW, bersahabat dengan Supit sejak tahun 90-an, dikenalkan oleh alm. Bobby, dan pernah bersama di DPP Partai Golkar 2004-2009.
Ketika itu, AW salah satu Ketua DPP dari 12 Ketua DPP yang membantu Ketua Umum waktu itu Jusuf Kalla, dimana Ketika itu Supit salah satu Wakil Sekjen. Adapun di jajaran Depinas SOKSI tak pernah bersama, baik ketika AW sebagai Dep, Plt Sekjen, Ketua OKK Depinas hingga 2010, sebab Supit lebih pada kedekatannya sebagai sahabat alm Bobby.
Mengamati dinamika internal Partai Golkar dan beredarnya issu di bulan puasa April 2022 lalu, AW berkeinginan mengajak bertemu saudara Supit guna mendapatkan klarifikasi langsung tentang adanya issu beredar, terkait issu ‘Munaslub Partai Golkar’ dimana rumornya bahwa saudara Supit dan teman dekatnya turut aktif mendorongnya, sekaligus mendalami tentang mengapa Supit cs mesti berpikir Munaslub Partai Golkar itu dengan segala akibatnya ke depan.
Keinginan klarifikasi issu Munaslub Partai Golkar tersebut mendorong AW berinisiatif menghubungi saudara Supit sebagai sahabat sbb :
Pada tanggal 26 April 2022, AW mengirim wa ke Supit untuk bertemu. Tidak terlihat WA terbaca dan tidak ada respons.
Kemudian pada tanggal 28 April 2022, AW kirim lagi WA kepada Supit dan Supit merespons, ”Maap bro Ali, hari ini aku ga sempat, gimana kalau besok jam 14.00 an di Paul Pim 3.”
Dan pada tanggal 29 April 2022, Supit kirim wa ke AW jam 13.50 wib, “Masih di bandara ngantar anak ke Banjar.”
Dengan fakta itu, pertemuan sesuai janji saudara Supit tanggal 29 April 2022 pukul 14.00 an itu gagal, dan sejak itu AW tak pernah lagi menghubungi saudara Supit hingga sekarang.
“ Klarifikasi berita Supit ini dibuat, karena apa yang dikatakan Supit di Medan itu, “1 minggu terakhir AW menghubungi Supit 3x, itu tidak sesuai fakta atau bohong,” kata AW, melalui keterangan tertulis, Selasa (31/5/2022).
Tanggapan AW sebagai sahabat Supit dan selaku Ketua Umum SOKSI
AW sangat menyayangkan pernyataan Saudara Supit yang mencederai hubungan persahabatan yang selama ini cukup baik dengan AW. Di sengaja atau tidak, Supit yang tahu.
“ Pernyataan saudara Supit ke forum publik dan media itu selain tak sesuai fakta juga tidak santun, tidak etis bahkan terkesan ingin merendahkan kredibilitas dan kapasitas saya selaku Ketum SOKSI serta mengarah pada suatu “character assasination” terhadap saya selaku Ketum SOKSI yang sah,” kata AW.
“Sikap dan pernyataan Supit itu, menunjukkan sesungguhnya klasifikasi karakter, integritas serta kedewasaan ketokohan termasuk ketidakpahamannya atas sejarah SOKSI, terutama seputar Munas IX SOKSI tahun 2010, seperti dengan mengatakan “…beri kesempatan AW kembali”. Pernyataan itu sangat naif, menunjukkan Saudara Supit tak mengerti apa yang dikatakannya karena tidak menguasai sejarah SOKSI secara utuh dan pengenalan akan komunitas kader SOKSI yang sangat terbatas,” ujar Ali Wongso.
AW mengingatkan, siapapun yang ingin membicarakan masalah SOKSI, tentu janganlah terjebak dengan oknum-oknum avonturir, vested interest, pragmatisme dengan menghalalkan segala cara (machiavelisme). Berbaju luar SOKSI tetapi berorientasi hanya memanfaatkan SOKSI sebagai ‘alat pragmatis politiknya semata atau kepentingan kelompoknya belaka.
“Sebaliknya diperlukan sikap mereka yang tulus ikhlas tanpa vested interest dan tekad memajukan SOKSI ke depan secara ideologis, kader, organisasi termasuk untuk memajukan Partai Golkar sesuai jatidirinya berupa kekuatan politik negara (karya siaga, gatra praja),” kata AW lagi.
“Untuk itu perlu kader-kader yang memiliki wawasan kesoksian sekaligus kegolkaran, yang jelas track record perkaderannya di SOKSI, integritas pribadi dan kecintaan pada SOKSI , maturity/kematangan pribadi, pemahaman doktrin dan sejarah SOKSI secara utuh termasuk fakta peristiwa Munas IX tahun 2010 di Cisarua dan perkembangannya ke Pilpres 2014 yang ditandai pemecatan saudara Akom oleh Pendiri SOKSI karena Akom tidak bersedia mendukung Capres Jokowi-JK, hingga fakta historis Munas X SOKSI tahun 2017 sebagai forum Rekonsiliasi yang dimediasi oleh DPP Partai Golkar dengan penyelenggaranya yang netral ditunjuk DPP Partai Golkar, selain hal-hal yang umum seperti kapasitas intelektual dan track record leadershipnya.,” sebutnya.
Dalam keterangannya, AW menyarankan Supit supaya introspeksi dan mengenali dirinya siapa sebenarnya secara utuh, dan apa sajakah yang bisa dijadikannya dasar obyektif mengklaim dirinya sebagai seorang kader SOKSI.
“Kapankah saudara Supit mulai berkiprah di lingkungan organisasi SOKSI ? Apa nama ormas yang dipimpinnya sekarang berdasarkan legal standingnya ? Bagaimana korelasinya Supit menjadi Ketua Umum Depinas “DEPINAS SOKSI” dengan kedudukannya sebagai Ketua Tim Sukses BS dalam Munas Partai Golkar 2019?” ungkap AW.
“Bagi SOKSI tak masalah siapapun termasuk saudara Supit sebagai kader SOKSI tetapi jangan membuat masalah karena tak memiliki apa yang diperlukan jika membicarakan masalah SOKSI sebagaimana diuraikan diatas, agar supaya jangan menjadi kontra produktif atau membuat potensi kegaduhan serta mudharat.,” tandas AW.
AW sebagai Ketua Umum Depinas SOKSI berdasarkan Keputusan Munas Rekonsiliasi SOKSI tahun 2017 yang dimediasi DPP Partai Golkar, bersama seluruh teman Pengurus Depinas SOKSI yang didukung seluruh jajaran Pengurus Depidar SOKSI di daerah2 dan Depicab di Cabang2, selalu terbuka untuk menerima siapapun orang yang sungguh-sungguh sepaham dengan SOKSI untuk menyatu dengan SOKSI termasuk mereka atau siapapun yang pernah menolak Munas Rekonsiliasi SOKSI tahun 2017 yang dimediasi DPP Partai Golkar, sepanjang orang tersebut menyadari perlunya membesarkan SOKSI secara ideologis, sejarah, dan organisasi berdasarkan AD/ART dan PO yang berlaku untuk meneruskan perjuangan SOKSI yang diletakkan oleh Pendiri Mayjen TNI (Purn.) Prof.Dr. Suhardiman,SE bersama para pejuang SOKSI terdahulu.
Lanjut AW, pada momentum klarifikasi ini sangat tepat bahwa selain kami nyatakan selalu terbuka sebagaimana kami sampaikan diatas, perlu kami tegaskan juga kepada saudara Supit dan teman-teman para individu yang tergabung dalam ormas “DEPINAS SOKSI” sesuai legal standingnya dari Kemenkumham RI termasuk jajarannya yang ada di beberapa daerah yaitu yang menolak Munas Rekonsiliasi SOKSI tahun 2017 yang dimediasi DPP Partai Golkar.
Bahwa dalam hal misi kami menjalankan dan membesarkan SOKSI sesuai legal standing SOKSI, kami dapat berjalan secara baik dan mandiri, DENGAN atau TANPA Sdr Supit dkk menyatu bersama kami, sebab ada 3 (tiga) hal mendasar dan fundamental yang sangat penting diketahui yaitu :
Pertama, secara legal negara hukum berdasarkan UU No.17 Tahun 2013 ttg Ormas, bahwa kami SOKSI adalah satu-satunya Ormas berbadan hukum bernama SOKSI di Indonesia, sekaligus satu-satunya pemegang hak cipta atas seni logo dan nama sesuai Kepmenkumham RI dan Kep Ditjen HAKI Kemenkumham RI.
Kedua, secara Konstitusional, Historis dan Ideologis, bahwa kami adalah produk berkesinabungan, terus menerus tak terputus dari Munas ke Munas sejak awal berdiri Munas I tahun 1962 secara konstitusional tetap berdasar AD/ART yang berlaku dimasanya, termasuk pada Munas IX tahun 2010 adalah berdasar AD/ART tahun 2005 dan berlangsung demokratis, yang diakui oleh Pendiri SOKSI Bpk Suhardiman pada 17 Mei 2014.
“Kami memiliki 3 (tiga) dokumen historis yang sah dan asli, amanat dan amanah Pendiri Bapak Suhardiman pada 2014 dan 2015. Ketiga dokumen itu hakekatnya merupakan Legitimasi terhadap kami sebagai SOKSI yang meneruskan kondolidasi perjuangan SOKSI yg diletakkan oleh Pendiri, Bapak Suhardiman. Untuk itu kami konsisten dengan doktrin karyawanisme dan Sapta Komitmen SOKSI serta nilai-nilai juang SOKSI. Ditingkat Depinas, kami juga masih memiliki 9 kader yang masih langsung dibina oleh Pendiri Bpk Suhardiman dimasa hidup beliau,” terang AW
Ketiga, AW melanjutkan, secara politik kami diakui oleh Partai Golkar dan merupakan Peserta Munas 2014, 2016, 2017, 2019 serta tak sedikit kader SOKSI duduk di jajaran Partai Golkar diberbagai tingkatan di Indonesia.
“Dengan ketiga hal mendasar demikian, maka menurut kami tidak terlalu perlu atau mendesak mempersoalkan adanya SOKSI di satu sisi dan DEPINAS SOKSI di sisi lain, bahkan apabila ada yang sampai larut dalam masalah itu, bukan tak mungkin akan terjebak pada ‘memasalahkan masalah’ karena tak memahami masalah sesungguhnya, maka tak akan ada gunanya bagi SOKSI dan Partai Golkar, yang ada mudharatnya saja. Kalaupun itu dianggap masalah, biarlah itu akan selesai secara alami dimana akan lebih ditentukan oleh masyarakat sebagaimana keberadaannya selaku Ormas,” beber AW.
“Bagi kami SOKSI (bukan Ormas Perkumpulan “DEPINAS SOKSI”) adalah jauh lebih perlu dan mendesak untuk meningkatkan aktualisasi peranan SOKSI/Para Kader SOKSI di tengah kehidupan rakyat dan Partai Golkar dengan gerakan program karya kekaryaan yang aplikabel dan membawa outcome akan membesarkan SOKSI ke depan sekaligus akan memberi nilai tambah bagi kekuatan Partai Golkar dengan tetap konsisten mendukung Pemerintahan Jokowi menuju kejayaan bangsa Indonesia,” pungkas Ali Wongso
(valen/red)