Dedi Mulyadi Ungkap Masjid Raya Al Jabbar Bandung Dibangun dari Dana Pinjaman Program PEN

Masjid Raya Al Jabbar [Foto istimewa]

KINERJAEKSELEN.co, Jakarta – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, mengungkapkan bahwa Masjid Raya Al Jabbar di Bandung dibangun dengan menggunakan sebagian dana pinjaman dari Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Diungkap Dedi, total pinjaman PEN yang diterima Pemerintah Provinsi Jawa Barat pada tahun 2020-2021 mencapai Rp 3,4 triliun, yang dimaksudkan untuk pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19. Dari jumlah tersebut, Rp 207 miliar dialokasikan untuk pembangunan Masjid Al Jabbar, yang merupakan bagian dari total biaya pembangunan masjid sebesar Rp 1,2 triliun.

Dedi menyampaikan hal ini dalam sebuah diskusi dengan pejabat Pemprov Jabar, yang diunggah melalui akun Instagramnya @dedimulyadi71

Dedi Mulyadi mengungkap bahwa total pinjaman PEN yang digunakan untuk proyek ini mencapai Rp3,4 triliun, yang dicairkan dalam dua tahap.

Tahap pertama sebesar Rp2,2 triliun kini sudah memasuki tahun keempat masa cicilan. Sementara itu, tahap kedua senilai Rp1,2 triliun dijadwalkan lunas pada 2029.

Dengan skema yang telah ditentukan, Pemprov Jabar harus membayar cicilan sebesar Rp566 miliar setiap tahun hingga 2028, dengan sisa pembayaran terakhir sebesar Rp211 miliar pada 2029.

“Oh jadi Al Jabbar itu dibangun dari dana pinjaman?,” tanya Dedi Mulyadi seperti dikutip akun Instagram @bandungunfold pada Kamis (3/4/2025).

“Total utang pokok utangnya Rp3,4 T dibagikan 2 termin,” jelas seorang pria dalam video.

Tak hanya soal utang, biaya pemeliharaan Masjid Al Jabbar juga menjadi perhatian. Menurut Pemprov Jabar, operasional dan perawatan masjid ini membutuhkan dana Rp42 miliar per tahun.

“Biaya pemeliharaan per tahunnya Masjid Al Jabbar berapa?,” tanya Dedi Mulyadi lagi.

“Al Jabbar itu ada di Rp42 miliar,” jawab orang tersebut lagi.

Besarnya anggaran yang digunakan untuk membangun dan merawat masjid ini pun memicu beragam tanggapan serta kritik dari warganet.

“Indonesia sumpah semua sakit, rumah Allah dibangun dengan pinjaman riba kah? Dan itu Rp 42 Miliar per tahun, Allahuakbar!,” tulis salah satu warganet

“Memberi makan orang yang kelaparan jauh lebih baik daripada membangun 1000 masjid. Ngerti sekarang? Ngerti dong, Rp 42 miliar bisa buat makan fakir miskin 20 tahun,” komentar pengguna lain.

Dedi menekankan pentingnya transparansi agar masyarakat Jawa Barat mengetahui penggunaan dana utang tersebut.

Meski demikian, Dedi optimistis utang ini dapat dilunasi tanpa menjadi beban berat bagi Pemprov Jabar, dengan harapan pendapatan daerah meningkat di masa depan.

Penulis: Cecep

Editor  : Jagad N

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *