Kunjungan Didit ke kediaman Megawati ini menarik perhatian publik dan menuai beragam tanggapan. Pengamat politik melihat langkah ini sebagai sinyal positif dalam dinamika politik nasional, khususnya sebagai upaya membangun jembatan untuk mempersatukan elit politik yang sebelumnya terpolarisasi.
KINERJAEKSELEN.co, Jakarta – Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo berkunjung ke kediaman Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri pada momen Idulfitri 1446 Hijriah, di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, Senin (31/3/2025).
Didit tiba sekitar pukul 11.58 WIB dan berada di sana selama kurang lebih satu jam.
Kunjungan Didit ke kediaman Megawati ini menarik perhatian publik dan menuai beragam tanggapan. Pengamat politik melihat langkah ini sebagai sinyal positif dalam dinamika politik nasional, khususnya sebagai upaya membangun jembatan untuk mempersatukan elit politik yang sebelumnya terpolarisasi.
Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah menyebutnya sebagai bentuk silaturahmi antar keluarga.
Basarah menegaskan bahwa hubungan pribadi antara Megawati dan Prabowo telah terjalin baik sejak lama.
“Ibu Mega berulang-ulang mengatakan bahwa hubungan pribadi antara Ibu Mega dan Pak Prabowo itu sangat baik sejak dulu hingga sekarang, dan itu dibuktikan dengan silaturahmi Pak Didit hari ini,” ujar Basarah.
Pengamat menilai kunjungan ini lebih dari sekadar silaturahmi biasa. Dalam konteks politik, langkah Didit dapat diartikan sebagai perpanjangan tangan diplomasi dari Prabowo untuk menjaga harmoni dengan Megawati, figur sentral PDIP, meskipun kedua kubu sempat berseberangan dalam Pilpres 2024.
Ada pandangan bahwa ini adalah bagian dari strategi Prabowo untuk merangkul semua elemen politik, sejalan dengan watak rekonsiliatif yang pernah disinggung juru bicaranya, Dahnil Anzar Simanjuntak, bahwa Prabowo ingin menjadi “jembatan” bagi tokoh-tokoh seperti Jokowi, Megawati, dan SBY.
Lebih jauh, kehadiran Didit—yang juga dikenal dekat dengan cucu Megawati, Pinka Haprani—memperkuat narasi bahwa hubungan antar keluarga ini bisa menjadi fondasi untuk mencairkan ketegangan politik.
Meski tidak ada pernyataan resmi dari Didit tentang isi pertemuan, gestur ini dianggap simbolik: menunjukkan bahwa komunikasi lintas kubu tetap terbuka.
Basarah bahkan optimistis bahwa pertemuan langsung antara Prabowo dan Megawati “hanya tinggal menunggu waktu.”
Dari sisi pengamat, kunjungan ini bisa menjadi titik balik untuk menyatukan elit politik yang terpecah pasca-pilpres. Dengan Didit sebagai figur non-partisan yang tidak terlibat langsung dalam politik praktis, ia dipandang mampu memainkan peran netral untuk meredam gesekan. Ini juga sejalan dengan pandangan partai lain, seperti NasDem, yang menyambutnya sebagai sinyal positif yang perlu didukung semua pihak.
Melansir dari Kompas.com, Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro menyebut bahwa sosok Didit Hediprasetyo penting dalam situasi politik terkini, termasuk terkait hubungannya dengan keluarga Presiden ke-5 RI Megawati Soekarno Putri.
“Justru sosok Mas Didit ini penting karena bisa mencairkan suasana dan melebur beragam sekat kepentingan politik yang selama ini membelenggu. Menimbang sosok Mas Didit yang lebih dikenal sebagai figur dunia fashion (nonpolitik),” kata Agung dikutip dari Kompas.com
Menurut Agung, Didit menjadi jembatan untuk mempersatukan semua elite dari partai politik (parpol) dari sepak terjangnya melakukan silaturahmi dengan tokoh bangsa seperti Megawati yang merupakan Ketua Umum PDI-P dan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).
“Setidaknya beliau memulai dari acara ulang tahunnya, kemudian berinisiatif datang ke rumah Ibu Mega, dan tak menutup kemungkinan ada hal lainnya menyusul,” ujar Agung.
“Artinya beliau memiliki social and political will menjadi jembatan untuk mempersatukan semua elite kita,” katanya lagi.
Namun, apakah langkah ini benar-benar akan mengarah pada persatuan elit politik masih bergantung pada perkembangan selanjutnya, terutama momentum pertemuan Prabowo-Megawati yang dinanti.
Yang jelas, silaturahmi Didit telah membuka ruang interpretasi bahwa rekonsiliasi bukanlah isapan jempol, melainkan agenda yang perlahan diwujudkan melalui pendekatan personal dan kekeluargaan.
Editor: Jagad N