KINERJAEKSELEN.co, Jakarta – Susu ikan tengah dipertimbangkan untuk menjadi alternatif susu sapi yang dipakai dalam Program Makan Bergizi Gratis besutan Pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mendatang.
Direktur Utama Holding Pangan ID FOOD, Sis Apik Wijayanto mengatakan, pihaknya tengah mengkaji alternatif susu sapi untuk memenuhi program tersebut. Salah satunya adalah susu ikan.
“Jika tidak mungkin ada produk alternatif yang bisa dilakukan sebagai pengganti susu sapi misal dari ikan ada juga,” ujar Sis Apik di Kompleks Parlemen, Jakarta, seperti dikutip pada Selasa (10/9/2024).
Wacana itu dipilih lantaran kendala yang kemungkinan dihadapi untuk mengadakan susu sapi segar dalam skala besar. Pasalnya dia menilai pengadaan susu dari peternakan sapi perah terintegrasi atau mega farm membutuhkan waktu yang lumayan lama, yakni dua hingga tiga tahun.
“Yang diusulkan maunya pengadaan awalnya maksimalkan ke peternak lokal di seluruh Indonesia,” katanya.
Susu ikan merujuk pada cairan yang diperoleh dari proses ekstraksi atau pengolahan ikan, biasanya dari ikan-ikan tertentu. Ini bukan susu dalam arti biologis seperti yang dikenal diperas dari mamalia, tetapi lebih kepada produk yang dihasilkan dari ikan.
Pemerintah menilai nilai gizi pada susu ikan tak kalah padat dengan susu sapi. Susu ikan disebut mengandung gizi berupa EPA, DHA, Omega-3 yang tinggi, bebas alergen, serta mudah diserap oleh tubuh dengan tingkat penyerapan protein mencapai 96 persen.
Selain itu, produk ini diproduksi menggunakan ikan dari perairan dalam negeri, yang menambah nilai ekonomis bagi sektor perikanan di Tanah Air.
Diketahui bahwa selama ini sebagian pemenuhan susu di Indonesia berasal dari impor. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, realisasi impor susu sepanjang tahun ini atau Januari hingga Juli 2024 meningkat sebesar 7,63 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Terdapat lima negara importir susu terbesar ke Indonesia, yakni Selandia Baru dengan nilai 285,99 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp4,4 triliun sepanjang Januari hingga Juli 2024. Kemudian ada impor dari Australia, Belgia, AS dan Malaysia.
[asumsi/nug]