Rosyid Arsyad : Rakyat Pasti Dukung ID Food Punya Pabrik Minyak Goreng
KINERJAEKSELEN.co, Jakarta – Guna memperlancar pendistribusian minyak goreng curah kepada para pedagang, Perusahaan Holding BUMN Pangan ID Food menggandeng Komite Pedagang Pasar (KPP), untuk mempermudah akses agar minyak goreng tersebut sampai kepada pedagang.
Ketua Umum Komite Pedagang Pasar (KPP) Abdul Rosyid Arsyad berkunjung ke ruangan kerja Dirut Holding Pangan ID Food untuk membahas distribusi minyak goreng curah untuk pedagang.
“Saya berkunjung silaturahmi bertemu pak frans selaku dirut Holding BUMN Pangan Id Food, yang memang ditugaskan untuk distribusi minyak goreng ke pedagang, dalam rangka mengatasi kelangkaan dan melonjaknya harga minyak goreng”. Kata Rosyid Arsyad.
Rosyid Arsyad berharap ke depan BUMN Holding Pangan Id Food tidak hanya sebatas menjadi distributor pangan, bahkan harus bisa menjadi produsen pangan khususnya minyak goreng.
“Selama ini produsen minyak goreng dimiliki penuh perusahaan swasta, seharusnya dr hulu sampai hilir BUMN dan Pemerintah yang kendalikan, agar tidak ada lagi gejolak kelangkaan dan melambung naik tinggi harga minyak goreng, pokoknya rakyat pasti dukung BUMN harus punya pabrik minyak goreng, Negara Indonesia harus menang dari Kartel atau Mafia Pangan dan BUMN Pangan harus kuasai Pangan dari hulu sampai hilir, dari produksi sampai penjualannya, rakyat Indonesia dukung penuh”. Tegas Rosyid Arsyad
Dirut Holding Pangan ID Food Frans Marganda Tambunan, mengatakan sudah menggandeng beberapa asosiasi lain untuk mendistribusikan minyak goreng curah kepada masyarakat.
“Kali ini kami kembali menggaet Komite Pedagang Pasar (KPP) untuk membantu melakukan distribusi minyak goreng,” kata Frans, Rabu (6/5).
Dirinya berharap kerja sama dengan asosiasi ini pihaknya dapat mendistribusikan minyak curah ini kepada pedagang yang membutuhkan.
“Jangan sampai minyak ini mengarah ke industri atau pengguna yang semestinya tidak diperbolehkan menikmati hal ini”.
Dirinya berharap dengan bantuan dari Komite Pedagang Pasar (KPP) ini tidak ada kembali gejolak terkait distribusi minyak goreng. Sebab saat ini dia mengatakan adanya perbedaan harga yang sangat jauh antara curah dan kemasan membuat warga untuk membeli minyak curah.
“Margin harga yang sangat tinggi mencapai Rp 9000 tentunya akan membuat warga menggunakan minyak curah,” jelasnya.
(mbah memet)