KINERJAEKSELEN.co, Jakarta – Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang berlangsung di Bali, membawa dampak signifikan bagi pulihnya sektor pariwisata Indonesia.
Hal itu disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno, melalui keterangan resmi di Jakarta, Kamis, 17 November 2022.
Sandiaga optimistis devisa sektor pariwisata bisa mencapai target 1,7 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 26,35 triliun (kurs Rp 15.502). Tidak hanya dilihat dari penyelenggaraan KTT G20, tapi juga berbagai perhelatan Internasional lainnya di Indonesia.
Sandiaga mengatakan Presidensi Indonesia G20 yang diisi berbagai rangkaian kegiatan dengan acara puncak pertemuan para Kepala Negara G20 pada 15- 16 November di Bali memberikan dampak yang besar dalam pemulihan sektor pariwisata tanah air.
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Indonesia 2022, kata Sandiaga, menjadi pendorong kuat bagi pulihnya sektor pariwisata Indonesia. Hal itu terlihat dari lonjakan tingkat keterisian penginapan di Bali.
Menparekraf mengungkapkan, KTT G20 memberikan multiplier effect di industri pariwisata mulai dari hulu ke hilir. Mulai dari transportasi darat, laut, udara, biro perjalanan, perhotelan, sampai restoran semuanya terdampak positif.
Hal ini pun mendorong terbukanya peluang usaha dan lapangan kerja baru yang berkualitas.
“Sektor UMKM juga merasakan dampaknya seperti objek wisata, pemandu wisata, kuliner daerah setempat, kerajinan, serta cenderamata,” ujar Menparekraf.
Sandiaga optimistis devisa sektor pariwisata bisa mencapai target 1,7 miliar dolar AS atau setara dengan Rp26,35 triliun (kurs Rp15.502). Tidak hanya dilihat dari penyelenggaraan KTT G20, tapi juga berbagai perhelatan Internasional lainnya di Indonesia.
Momentum G20 yang juga dilaksanakan di berbagai daerah Indonesia pun telah mampu mengembalikan kepercayaan wisatawan mancanegara untuk kembali berwisata ke Indonesia.
Indonesia menjadi pusat perhatian dunia, di mana selama kegiatan puncak KTT G20 ribuan jurnalis dari berbagai negara hadir dan secara simultan menyampaikan informasi.
Tidak hanya kegiatan presidensi, tapi juga keindahan alam serta ragam kekayaan budaya yang dimiliki Indonesia. Seperti tari tradisional, kerajinan tangan, serta yang juga selalu jadi unggulan pariwisata Indonesia adalah keramah tamahan.
“Ini menjadi sarana promosi agar kita dapat memenuhi target 3,6 juta (kunjungan wisman) dengan total devisa batas atas 1,7 miliar dolar AS,” kata Sandiaga.
Pelaku UMKM ekonomi kreatif di Bali, I Gede Guntur Juniarta mengaku merasakan dampak positif penyelenggaraan KTT G20 terhadap usahanya.
Pemilik MaiKubu Tigawasa ini menghadirkan ragam produk anyaman bambu di Bali Collection. Ia mendapat berkah dengan jumlah omzet yang dicapai.
“Kami sangat senang sekali ikut meramaikan event G20 seperti ini, dan dampaknya sangat terasa bagi kami, dimana ada peningkatan penjualan, sekitar 20 persen,” kata Guntur.
Hal senada disampaikan pemilik Dinz Handmade, Dina Widiawan. Industri rumahan dengan produk kreasi tas berbahan pewarna alam yang dibuat banyak diminati para delegasi KTT G20.
“Karena saya masih industri rumahan, semua masih saya kerjakan sendiri. Omset saya rata-rata sebelum G20 ini berkisar Rp20-25 juta perbulannya. Namun semenjak ada event G20, saya dalam seminggu ini kurang lebih menghasilkan omzet yang biasanya per bulan,” ujar Dina.
Sumber: Indonesia.go.id
[nug/red]