Daerah  

Inovasi baru, Sukabumi perkuat ekosistem ketahanan pangan terintegrasi

Foto dok. portaljabar

KINERJAEKSELEN.co, Jakarta –  Kantor Perwakilan Bank Indonesia bersinergi dengan Pemerintah Kota dan Kabupaten Sukabumi menggelar High Level Meeting (HLM) Ekosistem Ketahanan Pangan Terintegrasi – Pangsi bertajuk “Sukabumi Project”  bertempat di Pendopo Kabupaten Sukabumi, pada Kamis (4/8/2022) lalu.

HLM Ekosistem Pangsi – Sukabumi Project ini merupakan langkah awal sinergi hexa-helix kolaboratif Pemerintah Kota Sukabumi, Pemerintah Kabupaten Sukabumi, Bank Indonesia Jawa Barat, Perbankan Lembaga Pendidikan dan asosiasi dengan kelompok masyarakat yang bersifat inklusif diantaranya meliputi pondok pesantren, kelompok masyarakat subsisten, kelompok tani hingga desa wisata yang berada di wilayah Kota/Kabupaten Sukabumi.

Dalam jangka panjang, implementasi Ekosistem Pangsi tersebut menjadi kunci dalam mengantisipasi potensi tekanan inflasi. Sementara dalam jangka pendek, upaya pengendalian inflasi  di wilayah Sukabumi ditandai dengan seremoni penyerahan demplot cabai merah, cabai rawit dan bawang merah dari Koperasi Tani Mandiri Sejahtera, kepada Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat, Wakil Bupati Sukabumi dan Wakil Walikota Sukabumi.

Penyerahan tersebut sebagai komitmen kontribusi terhadap pengendalian inflasi, mendorong pengembangan sektor pertanian, perikanan, maritim, serta pariwisata dalam menjaga ketahanan pangan.

Wakil Walikota Sukabumi Andri Setiawan Hamami, menyatakan bahwa seluruh jajaran Pemerintah Kota dan Kabupaten Sukabumi serta seluruh stakeholders terkait di wilayah Sukabumi siap untuk bersinergi dengan Bank Indonesia untuk secara konsisten mendukung implementasi Ekosistem Pangsi melalui berbagai program pengembangan dan pendampingan kepada pondok pesantren, kelompok masyarakat dan kelompok tani untuk mendorong pengembangan sektor pertanian, perikanan, maritim dan pariwisata.

Efisiensi dan efektivitas proses bisnis antar kelompok masyarakat yang tergabung dalam Ekosistem Pangsi ini menjadi langkah yang sangat strategis, dalam upaya mewujudkan ekosistem yang terintegrasi sehingga mampu menciptakan daya saing unggul yang dapat memberikan andil pada ketahanan pangan.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat, Herawanto, menyatakan bahwa melalui Ekosistem Pangsi ini, kelompok masyarakat seperti pondok pesantren, kelompok tani dan kelompok masyarakat yang berfokus pada sisi hulu produk pertanian, perikanan budidaya, perikanan tangkap, pembenihan dan pembibitan, akan didorong untuk dapat memiliki produk kemasan atau produk olahan turunan yang bernilai tambah melalui pendampingan dan kemitraan oleh pemerintah daerah, Kementerian/Lembaga, Bank Indonesia, lembaga pendidikan hingga perbankan.

Selain itu, guna mendorong efisiensi dan efektifitas proses bisnis sekaligus meningkatkan daya saing, seluruh pihak yang terlibat dalam Ekosistem Pangsi juga akan didorong untuk mengakselerasi implementasi digitalisasi secara end-to-end mulai dari sisi produksi-pasca produksi-pemasaran-pembayaran-pembiayaan melalui implementasi smart farming, smart fishery, packing house, refrigerated logistic, hingga optimalisasi penggunaan digital banking services.

Lebih lanjut, dalam Ekosistem Pangsi ini juga diintegrasikan dengan sektor pariwisata Sukabumi melalui desa wisata berkonsep agrowisata sehingga tidak hanya menyajikan keindahan alam wisata sebagai atraksi utama wisatawan, namun juga turut berkontribusi dalam penguatan ketahanan pangan melalui atraksi wisata lainnya yang menyajikan user experiences bagi para wisatawan mengenai proses hulu-hilir produk pangan hingga produk olahan pangan dalam lingkup konsep agrowisata.

Sumber: portaljabar

[nug/red]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *