KINERJAEKSELEN.co, Jakarta – Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo mendorong agar Kongres IX Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) bertajuk ‘Indonesia Masa Depan Dunia’ yang akan diselenggarakan di Makassar pada 5-8 Desember 2022 bisa menghasilkan berbagai pemikiran progresif yang dapat membantu pemerintah Indonesia dalam menyongsong Indonesia Emas 2045. LMND merupakan organisasi mahasiswa progresif yang didirikan bersamaan dengan gelombang perjuangan, penuntasan agenda reformasi, proses demokratisasi dalam segala aspek politik, ekonomi, sosial, hingga budaya.
“Kongres IX LMND harus bisa membahas dan menganalisis situasi internasional dan nasional. Mengingat seiring laju perkembangan zaman, bangsa Indonesia dihadapkan pada tantangan-tantangan yang lebih kompleks, lebih canggih, dan lebih rumit. Kedaulatan bangsa dan negara tidak boleh hanya bertumpu pada kekuatan fisik militer, karena potensi ancaman akan hadir dalam berbagai aspek, baik ekonomi, sosial-budaya, politik-ideologi, dan berbagai ancaman lainnya yang bersifat soft power, yang dapat mengganggu ideologi Pancasila, dan pada akhirnya mengganggu berbagai capaian yang ingin diraih dalam Indonesia Emas 2045,” ujar Bamsoet usai menerima pengurus LMND, di Jakarta, Kamis (20/10/22).
Pengurus LMND yang hadir antara lain, Ketua Umum Muh. Asrul, Departemen IT Qalbu Fitrah, Departemen Pendidikan dan Kaderisasi Jeri Kesos, Departemen Kajian dan Bacaan Alamsyah, Departemen Organisasi Samsudin, dan Departemen Hubungan Internasional Naufal Dzaky.
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, derasnya arus globalisasi dan modernitas zaman yang ditopang oleh kemajuan teknologi, tidak menjadikan upaya menjaga dan merawat Pancasila menjadi semakin mudah, bahkan justru menghadirkan tantangan yang semakin kompleks dan dinamis. Kehidupan kebangsaan diperhadapkan pada berbagai paradigma yang menjadi antithesis dari nilai-nilai luhur Pancasila.
“Hingga saat ini masih dapat kita rasakan indikasi adanya upaya untuk menggoyahkan dan merongrong Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara. Khususnya, melalui gerakan radikalisme, penciptaan segregasi terhadap persatuan dan kesatuan bangsa, eksklusivisme sosial, kecenderungan penyalahgunaan politik identitas, serta gejala polarisasi dan fragmentasi sosial yang berbasis SARA,” jelas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila dan Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia ini menerangkan, Survei Pusat Studi Pancasila UGM bersama Indonesia Presidential Studies pada tahun 2021 mencatat sebanyak 90,6 persen responden menyatakan setuju dengan pandangan bahwa Pancasila adalah Ideologi NKRI. Artinya masih ada 9,4 persen yang berpandangan berbeda.
“Ujian terhadap ketahanan ideologi Pancasila akan selalu ada dalam setiap periodisasi zaman. Nilai-nilai Pancasila akan terus diperhadapkan pada gelombang peradaban, dengan hadirnya berbagai ideologi alternatif yang masuk melalui pintu globalisasi dan kemajuan teknologi informasi. Karena itu, LMND harus mampu menjadi sumber daya nasional yang mempelopori pelaksanaan implementasi, aktualisasi, dan revitalisasi nilai-nilai Pancasila. Setiap kader harus mampu mentransformasikan diri menjadi cerminan nilai-nilai luhur Pancasila, dalam paradigma wawasan kebangsaan,” pungkas Bamsoet.
[met/red]