KINERJAEKSELEN.CO, Medan — Polisi membakar lapak isap sabu dan judi yang disebut-sebut terbesar di Sumatra Utara, Rabu (24/8/2022). Lapak tersebut berada di Desa Namorube Julu, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara.
Saat penindakan tersebut, polisi tak berhasil menangkap seorang pun pelaku, termasuk pengelola tempat itu.
Menurut Kasat Reskrim Polrestabes Medan, Kompol Teuku Fathir Mustafa, pihaknya sudah beberapa kali melakukan penindakan di lokasi tersebut. “Hari ini kami melakukan penindakan untuk kesekian kalinya. Harapan kami tempat ini benar-benar bersih dari segala macam gangguan Kamtibmas,” kata Fathir kepada pers, Rabu (24/8/2022).
Dia menyebutkan, petugas hanya melakukan penindakan di dua lokasi yang kebetulan tempatnya bersebelahan. “Terima kasih kepada masyarakat yang telah menginformasika. Hari ini kami sudah melakukan penindakan. Mudah-mudahan ke depan tidak ada lagi tempat-tempat seperti ini,” sebutnya.
Namun, dia tidak menjelaskan secara detail terkait temuan di lokasi dan apakah ada pelaku yang ditangkap.
Sementara itu, Kasat Narkoba Polrestabes Medan, Kompol Rafles Langgak Putra Marpaung, yang juga ikut dalam penindakan tersebut enggan diwawancarai. Pengamatan pers, tempat tersebut telah kosong saat petugas tiba.
Polisi yang tiba langsung menghancurkan gubuk-gubuk yang dijadikan lapak pesta narkoba dengan menggunakan mesin pemotong kayu.
Di lokasi terlihat sejumlah barang bukti berupa bong atau alat pengisap sabu dan sejumlah plastik klip berserakan. Gubuk-gubuk ini juga memiliki loket, untuk pembelian narkoba dan penyewaan bong atau alat hisap. Di depan loket tertera, untuk sekali sewa dipatok harga Rp 5.000.
Selain itu, di dinding bangunan juga terpampang larangan membawa ponsel. Setiap pengunjung tak diperkenankan membawa HP karena takut direkam. “Dilarang membawa HP. Jika kedapatan akan disita,” demikian tulisan di dinding lapak itu.
Suasana gubuk di sana sangat luas dan terdapat bilik-bilik yang diduga dipakai untuk pesta narkoba. Setelah dihancurkan, dua buah gubuk dibakar petugas.
Tampak, di belakang area gubuk terdapat sungai yang diduga untuk pelarian para pelaku ketika petugas datang.
Hingga penindakan berakhir, tidak tampak satu orang pun yang ditangkap polisi.
Anggota DPRD Sumut, Zainuddin Purba, sebelumnya mengatakan, penggerebekan gubuk isap sabu dan barak narkoba yang dilakukan petugas Poldasu dekat diskotek Sky Garden Jalan Sei Petani, Kelurahan Tanah Seribu, Kecamatan Binjai Selatan, cuma ecek-ecek.
Kata Zainuddin, sebelum penggerebekan oleh polisi, sejumlah bandar narkoba dan pengelola gubuk isap sabu sudah mengosongkan lokasi.
“Razia ecek-ecek kembali dipertontonkan Kapoldasu ke barak narkoba. Prihatin, lawak-lawak, tak berbobot dan tak berkualitas,” kata Zainuddin yang akrab disapa Pak Uda ini, Minggu (21/8/2022).
Dia mengatakan, dia tahu betul lokasi yang digerebek polisi. Sebab, lokasi gubuk isap sabu itu ada di dekat permukiman tempatnya tinggal. “Malam Sabtunya para bandar sudah mengosongkan dan membersihkan semua barak narkoba beserta judi mesinnya,” ungkapnya.
Dia juga mengatakan, setelah melihat lokasi tersebut kosong dan telah ditinggalkan para pelaku, dia sempat memberitahukan hal tersebut kepada seorang petinggi di Poldasu. Namun, pemberitahuannya tidak digubris sama sekali.
“Saya WhatsApp salah satu petinggi Poldasu, bahwa semua barak sudah kosong dan bersih, berarti kalian mau razia ke lapangan. Tapi WhatsApp saya tidak dibalas, cuma dibaca saja,” tuturnya.
Setelah melayangkan pesan, polisi pun datang pada Sabtu (20/8/2022) setelah gubuk isap sabu ditinggal para bandar dan pengelola.
Tak pelak, Pak Uda pun merasa penggerebekan cuma akal-akalan saja. “Benar saja, besok siangnya Sabtu 20 Agustus masuk tim razia dari Poldasu bersama Polrestabes Medan dibantu personel Brimob Binjai ke lokasi barak-barak. Tentunya mereka tidak mendapatkan apa pun di lokasi,” tambahnya.
Dia khawatir, penggerebekan tanpa penangkapan pelaku bandar dan pengelola gubuk isap sabu akan menghilangkan rasa percaya masyarakat terhadap institusi penegak hukum.
“Kami tidak bisa mengatakan ini bocor dari dalam atau sebagainya. Namun dengan kejadian ini, tingkat kepercayaan masyarakat kepada polisi di bawah Kapoldasu Irjen RZ Panca Simanjuntak ini semakin menurun, bukan semakin meningkat,” ujarnya.
Pak Uda mengungkapkan, di lingkungannya razia yang dilakukan pihak kepolisian banyak mendapatkan ejekan dan jadi bahan tertawaan.
“Untuk itu, perlu dievaluasi jabatan Kapoldasu ini, karena gara-gara pimpinan yang tidak berkualitas berimbas kepada personel yang masih banyak berintegritas, berdedikasi dan profesional,” tegasnya.
Lebih lanjut, dia akan selalu melakukan kritik terhadap makin maraknya narkoba di Sumatra Utara, tegasnya.
“Karena Sumatra Utara ini harus bebas dari narkoba. Tidak bisa ditawar-tawar lagi, agar para pemuda Sumatra Utara ini dapat berdaya saing dengan provinsi lain dan negara lain di dunia,” katanya.
Pria yang pernah berunjuk rasa seorang diri di depan Poldasu ini juga menyebutkan, razia yang dilakukan pihak kepolisian beberapa waktu lalu di sejumlah tempat hanyalah formalitas.
“Sudah berulangkali seperti ini, tidak ada satu pun penjual dan pemakai yang ditangkap. Dan hari ini para bandar sudah memasukkan kembali alat-alat judi mesinnya, sudah beroperasi kembali,” tukasnya.
(KTS/rel)