Daerah  

Pastikan ketersediaan pasokan barang kebutuhan pokok, TPID Maluku bersama BI pantau operasi pasar

TPID Provinsi Maluku bersama BI dan beberapa instansi terkait melakukan pemantauan operasi pasar yang berlokasi di beberapa tempat usaha dikota  Ambon., Jumat (2/9/2022)

KINERJAEKSELEN.co, Ambon – TPID Provinsi Maluku bersama BI dan beberapa instansi terkait melakukan pemantauan operasi pasar yang berlokasi di beberapa tempat usaha dikota  Ambon., Jumat (2/9/2022)

Kordinator Analisis Kebijakan Madya TPID Provinsi Maluku, Dra. Sitty Bulkis Bandjar yang juga turun melakukan pemantauan, mengatakan bahwa, pihaknya melakukan pemantauan yang merupakan upaya  strategis kinerja TPID Provinsi Maluku.

“ Memang baik secara mendunia, nasional maupun di Provinsi Maluku saat ini memang inflasi tidak terkendali. Intinya diatas sasaran inflasi karena yang ditetapkan adalah 3,0+-1.  Jadi kita capai 3 sampai 4 maka itu masih sesuai sasaran. Kemarin kita diangka 5,80 untuk Maluku,” jelasnya.

Sitty menyebut, TPID diarahkan oleh Gubernur untuk setiap OPD melakukan strategi sehingga inflasi itu bisa terkendali. Beberapa OPD telah melakukan strategi-strateginya. Dan salah satunya yang dilakukan TPID hari ini yaitu pemantauan yang didalamnya juga ada operasi pasar agar harga dapat kita tekan dan bisa dijangkau oleh masyarakat.

“ Walaupun tidak semua masyrakat Maluku namun setidaknya sudah ada langkah usaha kita untuk bisa memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut dengan harga yang terjangkau dan rencananya untuk operasi pasar minimal dilakukan dua minggu sekali,” ungkapnya.

“ Untuk hari ini harga cabe sekitar Rp. 70.000 per kg di pasar dengan operasi pasar jadi Rp 60.000. Untuk Bawang putih di distributor Rp 20.000 per kg, Bawang merah Rp 22.000, tapii ditingkat pengecer Rp. 30.000, minyak goreng kita Rp 14.000 per liter dan saat operasi pasar jadi Rp 13.500,” jelasnya.

“ Dan ketersediaan banyak sekali sekitar 7 kontainer. Jadi masyarakat tidak perlu khawatir dengan kurangnya minyak goreng dan harganya juga sudah sangat terjangkau. Apa yang diusahakan oleh TPID kita menjaga ketersediaan dengan jalur distribusi, kapal termasuk infrastrukturnya  jembatan, itu semua dijaga,” tuturnya.

Sitty mengungkapkan, Dinas perhubungan, Dinas PU diperintahkan Gubernur untuk memperhatikan jalan, jembatan, kapal termasuk PT Pelindo dan beberapa peti kemas hingga memprioritaskan bongkar muat sembko terlebih dahulu. ASDP juga bekerjasama untuk mengutamakan angkutan sembako untuk kelancaran distribusi.

“ Jadi semuanya berusaha untuk kesejahteraan masyarakat dan Gubernur sangat tekankan itu. Untuk minyak tanah tadi kamu sempat ke agen, distribusi dari Pertamina kepada mereka itu lancar, dan sudah disebarkan ke pangkalan masing-masing dan tiap minggu di drop dan lancar. Memang terjadi isu kelangkaan di mana-mana karena masyrakat mendengar ada kenaikan BBM sehingga membuat panik masyarakat dan akibatnya mereka berbelanja secara berlebihan, sehingga media juga perlu memberitakan karena untuk minyak tanah subsidi harganya tidak naik jadi tidak perlu khawatir sebab stok tetap ada, “ tandasnya.

Sebut Sitty,  pihak Pertamina sudah mengambil langkah, ada usaha ekstra dropping misalnya, untuk semua pangkalan.

“ Misalnya hari ditambah setengah dari itu dan itu dikawal baik oleh ESDM Provinsi maupun Dinas Indag kota, mereka kawal sampai di pangkalan. Bagaimana mereka pihak agen mengatakan kepada pihak pangkalan agar menjual untuk orang disekelilingnya jangan bila orang luar datang untuk membeli dalam jumlah yang banyak harus di batasi, jangan ada yang main curang disitu. Misalnya pangkalan habis lalu kemudian mereka menjualnya dengan harga tinggi, yang biasanya persediaan seminggu baru habis tapi karena dibeli dalam jumlah yang banyak kemudian orang yang ingin membeli lagi sudah tidak kebagian, habis padahal sudah ada penumpukan di rumah,” jelasnya.

Menurut Sitty,  inti pemantauan adalah untuk memastikan barang kebutuhan pokok tersedia dalam jumlah yang cukup atau tidak, sebab jika tidak tersedia dalam jumlah yang cukup maka akan mengakibatkan kenaikan harga. Untuk cabe dikarenakan musim masih ekstrim karena cabe secara nasional di mana-mana  yang memicu inflasi itu masih cabe termasuk kita di Maluku.

“ Pemicu inflasi bulan Agustus ini yang dirilis untuk bulan September adalah sayur Kangkung dan Sawi putih karena yang kita tahu bahwa cuaca yang lagi ekstrim dan bagaimana sayur-sayuran bisa hidup jika hujan turun terus-menerus sehingga sayuran terendam air. Dinas pertanian punya strategi nanti akan diatur apakah menggunakan  bedeng atau penutup. Intinya 4 K. Yaitu, Ketersediaan Pasokan Barang Kebutuhan Pokok, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi dan Komunikasi Yang Efektif,” tuturnya.

“Dan operasi pasar ini adalah, pemantauan yang dilakukan dalam rangka memastikan ketersediaan pasokan barang kebutuhan pokok dengan tersedianya barang kebutuhan pokok dalam jumlah yang cukup dan harga yang pastinya terjangkau,” pungkas Sitty.

[Mohammad Nurlette]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *