Konversi  LPG 3 kg, pemerintah akan mengganti MCB 3.500 watt, Pengamat: PLN harusnya transparan

Foto ilustrasi istimewa

KINERJAEKSELEN.co, Jakarta – Dalam rangka konversi LPG 3 kg, Pemerintah akan mengganti Miniature Circuit Breaker (MCB) meteran listrik pelanggan dengan daya 450 VA menjadi 3.500 watt, agar bisa menggunakan kompor listrik 1.000 watt.

Hal ini disampaikan Plt Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Dadan Kusdiana. Menurut Dadan, MCB konsumen daya listrik 450 VA nantinya akan diganti menjadi 3.500 watt.

“Nanti diganti MCB-nya menjadi 3.500 watt untuk yang 450 (VA),” ujar Dadan dilansir ari CNNIndonesia.com, Selasa (20/9).

Anthony Budiawan

Dadan juga mengatakan penggantian MCB itu juga akan diberlakukan untuk pelanggan 900 VA.

Uji coba konversi LPG 3 kg ke kompor listrik, kata Dadan, akan dilakukan secara gratis. Bahkan, gratis pembagian kompor akan dilakukan sampai dengan pelaksanaan program konversi.

Dengan kepastian ini, ia mengatakan kompor akan diberikan ke masyarakat secara gratis.

Saat ini menurut Dadan, uji coba itu baru dilakukan di tiga kota. Kota itu adalah Denpasar, Solo dan satu lainnya di Sumatera.

“Iya betul, sedang diuji coba oleh PLN di Denpasar, Solo dan disiapkan di salah satu kota di Sumatera. Ini uji coba untuk melihat keberterimaan masyarakat sekaligus mempelajari aspek keteknikannya, misalkan berapa kapasitas daya tungku yang cocok,” katanya.

Daya listrik 450VA, maksimal 450 watt, tidak cukup untuk kompor listrik. Agar cukup, pemerintah akan mengganti MCB menjadi 3500 watt? Ini artinya sama saja menaikkan daya listrik menjadi 3500 watt. Dan sama saja menghapus 450VA: tidak ada 450VA=3500 watt?

PLN seharusnya transparan

Menurut Managing Director PEPS (Political Economy and Policy Studies Anthony Budiawan, PLN seharusnya lebih transparan dan mendidik.

“ Mengganti MCB menjadi 3500 watt (16 ampere, C16) pada prinsipnya menaikkan daya, mengakibatkan biaya pemakaian listrik melonjak. Kalau mereka tidak mampu membayar, akibatnya runyam, rumah gelap, dan tidak bisa masak. Kemiskinan akan naik,” kata Anthony, Kamis (22/9/2022)

Anthony mengungkapkan, kalau sampai itu terjadi, PLN dan Banggar harus tanggung jawab.

“ PLN harus menjamin ketersediaan listrik bagi pengguna kompor listrik hasil konversi kompor gas, meskipun mereka tidak mampu membayar tagihan pemakaian listrik atau mengisi token listrik, akibat daya listrik naik,” ujarnya.

Konversi kompor gas ke kompor listrik menurut Anthony, berpotensi meningkatkan kemiskinan, karena biaya pemakaian kompor listrik akan lebih mahal dan membengkak, meskipun menggunakan TDL 450VA atau 900VA, apalagi kalau dibandingkan dengan elpiji bersubsidi.

[nug/red]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *