Presiden Prabowo Resmikan Pabrik Pemurnian Emas Milik Freeport di KEK Gresik

Presiden Prabowo Subianto meresmikan pabrik pemurnian logam mulia (Precious Metal Refinery/PMR) milik PT Freeport Indonesia di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik, Jawa Timur, Senin (17/3/2025) [Foto istimewa]

KINERJAEKSELEN.co, Jakarta – Presiden Prabowo Subianto meresmikan pabrik pemurnian logam mulia (Precious Metal Refinery/PMR) milik PT Freeport Indonesia di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik, Jawa Timur, Senin (17/3/2025).

Kepala Negara mengatakan, berdirinya fasilitas ini merupakan visi ke depan bahwa Indonesia tidak hanya menjual bahan mentah tetapi juga produk jadi yang memberikan manfaat besar bagi ekonomi nasional.

“Berdirinya fasilitas ini sangat penting bagi negara kita, karena memungkinkan kita untuk mengolah bahan baku di dalam negeri dan menghasilkan produk bernilai tambah tinggi. Ini adalah visi kita ke depan bahwa Indonesia tidak hanya menjual bahan mentah, tetapi juga produk jadi yang memberikan manfaat lebih besar bagi ekonomi nasional,” kata Presiden Prabowo

Pabrik pemurnian ini merupakan bagian dari smelter baru Freeport yang sebelumnya mengalami kebakaran pada Oktober 2024. Fasilitas ini diharapkan dapat meningkatkan hilirisasi industri tambang dan mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap ekspor bahan mentah.

Presiden menekankan, sebagai negara dengan cadangan emas terbesar keenam di dunia, pentingnya pengelolaan sumber daya yang optimal.

Ia juga menyoroti praktik penambangan ilegal dan penyelundupan emas, yang selama ini merugikan negara.

“Masih ada penyimpangan di sektor ini, seperti penambangan ilegal dan penyelundupan emas ke luar negeri yang merugikan negara. Hal ini harus kita tindak tegas. Kita tidak boleh membiarkan kekayaan bangsa ini bocor ke luar negeri tanpa memberikan manfaat optimal bagi rakyat Indonesia,” tegasnya.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dalam kesempatan itu menjelaskan bahwa pembangunan fasilitas dengan kapasitas hingga 60 juta ton per tahun ini merupakan bagian dari kewajiban PT Freeport Indonesia untuk melanjutkan operasinya di Indonesia.

Pada 2018, saat perpanjangan izin operasi Freeport dari kontrak karya (KK) menjadi izin usaha pertambangan khusus (IUPK), pemerintah mewajibkan perusahaan membangun smelter sebagai syarat utama. Proyek ini akhirnya groundbreaking pada akhir 2021 dengan total investasi mencapai US$4,2 miliar, menjadikannya smelter single line terbesar di dunia yang mencakup seluruh proses pengolahan konsentrat tembaga dari hulu ke hilir.

”Dari produksi konsentrat sebesar 3 juta ton yang dikirim dari Freeport, diperkirakan dapat menghasilkan sekitar 50–60 ton emas per tahun. Sementara itu, dari smelter di Aman, produksi konsentratnya sekitar 900 ribu ton yang menghasilkan sekitar 18–20 ton emas per tahun. Dengan demikian, total produksi emas dari kedua smelter ini diperkirakan mencapai 60–70 ton per tahun di Indonesia,” kata Bahlil.

[Sumber: warta ekonomi]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *