KINERJAEKSELEN.co, Medan — Aksi Wali Kota Medan, Muhammad Bobby Afif Nasution, membagikan bantuan sembako dan modal usaha saat mengunjungi Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) ditanggapi oleh Sosiolog USU, Wara Sinuhaji MHum, Selasa (13/9/2022).
Dikatakannya, Bobby yang juga Wakil Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Pusat menemui ratusan masyarakat Sergai yang didominasi kaum ibu itu dengan memberikan sembako dan modal usaha.
Sembako diberikan kepada sekitar 475 bilal mayit dan guru mengaji, 110 guru sekolah minggu dan 100 anak yatim. Selain membagikan bantuan sembako, Bobby juga memberikan modal usaha total Rp 20 juta kepada warga yang membutuhkan. “Padahal, penduduk kota Medan yang berkisar 2,5 juta jiwa masih banyak tergolong masyarakat kurang mampu dan ribuan UMKM banyak yang butuh bantuan modal usaha,” ujarnya.
Wara Sinuhaji mengaku, sebagai Wali Kota Medan dalam konteks memberi bantuan kepada masyarakat, dinilainya antusiasme Bobby cukup tinggi.
“Berkali-kali saya cermati dia pernah memberikan bantuan kepada masyarakat Labura. Kali ini hal yang sama dia berikan untuk masyarakat Serdang Bedagai. Kita harus apresiasi apa yang dia lakukan buat masyarakat,” ujarnya.
Tapi harus diingat, bantuan yang diberikan ini tentunya akan menimbulkan rasa diskriminasi dan kecemburuan sosial bagi masyarakat marginal. Sebagai Wali Kota Medan, prioritas utama yang harus dia berikan bantuan adalah untuk masyarakat marginal di kota Medan, katanya.
“Inilah prioritas utama yang harus beliau bantu dan tingkatkan kesejahteraan sosialnya, bukan daerah lain seperti di Labura dan Sergai,” tambah dosen senior Fakultas Ilmu Budaya USU ini.
Selain itu, apa yang dilakukan Bobby terhadap masyarakat di Sergai dan Labura ini bisa ditafsirkan oleh bupati dan pimpinan birokrasi di daerah tersebut seolah mereka tidak mampu mengangkat harkat dan martabat serta kesejahteraan rakyatnya sendiri, ujarnya.
Mungkin saja, hal ini dilakukan Bobby untuk maksud tujuan politiknya di tahun pemilihan serentak 2024. Isu-isu politik Bobby yang hendak bertarung untuk menjadi salah satu bakal calon Gubsu, tuturnya.
“Kalau itu kehendak politiknya, tidak salah. Tetapi sebagai Wali Kota seharusnya arif dan bijak untuk tidak mencederai perasaan rakyat Medan, terutama di kalangan masyarakat marginal yang masih banyak sebagai penduduk kota Medan,” sahutnya.
Sebaliknya, ujar Wara, untuk tidak menciderai perasaan penduduk Medan tidak ‘dianaktirikan’ oleh wali kotanya sendiri, seharusnya dalam waktu dekat Bobby harus melakukan hal yang sama buat penduduk Medan, seperti apa yang dia lakukan untuk rakyatnya di beberapa titik di kota Medan sehingga perasaan dianaktirikan tidak jadi kenyataan.
(KTS/rel)